Banda Aceh - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Aceh, Kamis (17/3/2021) menggelar kegiatan Diseminasi Perlindungan Merek, Hak Cipta Dan Paten Bagi Perguruan Tinggi. Kegiatan yang dihadiri oleh para akademisi dari berbagai universitas yang ada di kota Banda Aceh ini, dilaksanakan di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh.
Pada saat membuka kegiatan, Kadiv Yankumham Kemenkumham Aceh, Sasmita, menerangkan bahwa dalam UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta pasal 40 menjelaskan skripsi, buku, karya ilmiah, buku saku, dan laporan penelitian merupakan bagian dari kekayaan intelektual. Sehingga menurutnya, kekayaan intelektual khususnya di perguruan tinggi harus dilindungi dengan cara dicatat dan didaftarkan. “Kebudayaan yang ada di kota banda aceh sangatlah perlu dicatatkan dan didaftarkan, yang bertujuan untuk menghindari adanya pengakuan dari wilayah atau bahkan dari negara asing,” jelas Sasmita.
Menurut Sasmita, sistem kekayaan intelektual memiliki peran sangat penting dalam menunjang perkembangan perekonomian dan perdagangan baik di pusat maupun di daerah. Hal ini disebabkan sistem kekayaan intelektual tidak bisa dilepaskan dari perdagangan dan investasi. “Saya yakin banyak kekayaan intelektual komunal yang bisa dicatat untuk mendapatkan perlindungan kekayaan intelektual,” ungkapnya.
Kanwil Kemenkumham Aceh telah menerima dan memproses permohonan kekayaan intelektual pada tahun 2020 sebanyak 383 permohonan. Adapun rinciannya yaitu, permintaan permohonan 338 buah, perpanjangan merk 5 permohonan, dan hak cipta 40 permohonan. “Tentunya ini masih kecil dibandingkan sebuah karya yang dihasilkan oleh penulis, akademisi, UMKM dan IKM,” tutupnya.
Selain dihadiri oleh akademisi universitas, kegiatan ini juga dihadiri oleh seniman, pelaku usaha, dan penulis yang ada di kota Banda Aceh. kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kekayaan intelektual.
Red. Humas Kanwil Kemenkumham Aceh
#KumhamPasti